Seorang janitor sedang duduk terhenyak dalam diam sambil memandang jauh di pantry kantor, hal yang menggelitik ku untuk bertanya "Sedang mikir apa pak?" Beliau menjawab cepat "Tidak ada". Tak lama kemudian beliau menceritakan bahwa ia kesulitan membayar uang sekolah anaknya yang sudah ditagih-tagih oleh guru.
Sedikit membahas sistem pendidikan Indonesia yang menjadikan edukasi sebagai lahan basah untuk meraup uang sebanyak-banyaknya, saya menangkap bahwa beliau mengkhawatirkan masa depan pendidikan anaknya yang sudah kelas 2 SMA. Saya menyarankan agar anak beliau mengikuti program beasiswa untuk meringankan biaya kuliah, tetapi anak beliau tidak memperhatikan pelajaran di sekolahnya dan sering bermain di warnet atau pergi bersama teman-temannya. Beliau kemudian menanyakan apakah bisa memakai kartu miskin di universitas, hal ini langsung membuat saya langsung terhenyak. Walau hanya memiliki 2 orang anak, beliau merasa berat membiayai biaya pendidikannya.
Ketika beliau sebagai orang tua begitu memikirkan kebutuhan dan masa depan anaknya, anak beliau melalui hidupnya dengan sekolah asal-asalan dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Nasihat-nasihat yang orang tua berikan dianggap isapan jempol semata. Sangat disayangkan :(
Apakah sebegitu tidak pedulikah sang anak terhadap beban orang tuanya?
Kasih sayang orang tua selalu tulus dan murni sepanjang masa. Membimbing anak-anaknya berdasarkan pahit manis pengalaman hidupnya dengan secercah harapan sang anak tidak melalui kehidupan sulit seperti dirinya. Orang tua selalu ingin anaknya berhasil dan mempunyai nasib yang lebih baik dari dirinya. Semua yang terbaik diusahakan untuk anaknya walaupun mengorbankan dirinya sendiri.
Wahai anak-anak muda
Sadar lah!
Masa depanmu dibentuk dari sekarang! Jangan sia-siakan hidup mu untuk bersenang-senang terus.
Pepatah lama:
#Siapa menanam ia yang menuai.
#Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
Seseorang kini duduk dibawah pohon rindang karena ia menanamnya ketika masih belia.
Peduli lah dengan keadaan dan pikiran orang tua yang memperjuangakan segalanya untuk dirimu. Kapan giliran mu untuk berjuang demi mereka? Buat lah dirimu menjadi sosok yang berarti dan membanggakan bagi orang tua. Masa depan mu tergantung dari perjuanganmu sekarang.
Best wishes,
AsiknyaBerbagiPKU